Basa Kramane Tangi

Basa kramane tangi

Jawaban : Krama inggile tangi yaiku wungu. Krama inggil adalah tingkatan bahasa tertinggi dalam Bahasa Jawa yang termasuk ke dalam ragam hormat, lebih tinggi dari tingkatan manapun. Krama inggil biasanya digunakan untuk berbicara dengan orang tua. Ciri-ciri basa krama inggil adalah semua kata-katanya menggunakan basa krama inggil.

Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa yang sangat kaya akan tingkatan kata. Bahasa ini memiliki sejumlah ragam bahasa atau tingkatan yang digunakan dalam berbagai konteks sosial. Salah satu tingkatan bahasa yang paling tinggi dan penuh dengan nilai hormat adalah “Krama Inggil.”

Apa Itu Krama Inggil?

Krama Inggil adalah tingkatan bahasa tertinggi dalam Bahasa Jawa. Tingkatan ini digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua, pangkat yang lebih tinggi, atau dalam situasi formal tertentu. Jika kita ingin berbicara dengan orang tua atau dengan seseorang yang memiliki status yang sangat tinggi dalam masyarakat, maka Krama Inggil adalah pilihan yang tepat.

Ciri-ciri Bahasa Krama Inggil

Salah satu ciri paling mencolok dari Bahasa Krama Inggil adalah penggunaan kata-kata yang sangat berbeda dari tingkatan bahasa lainnya. Semua kata-kata yang digunakan dalam Krama Inggil harus mengikuti aturan-aturan khusus yang menggambarkan tingkatan bahasa ini. Contohnya adalah penggunaan kata “tangi,” yang berarti “ya” dalam Bahasa Krama Inggil.

Kapan Krama Inggil Digunakan?

Krama Inggil tidak digunakan dalam situasi sehari-hari atau dalam percakapan informal. Biasanya, bahasa ini diperuntukkan untuk situasi-situasi resmi, upacara adat, atau saat berbicara dengan orang yang kita hormati secara khusus. Penggunaan yang salah dari Krama Inggil bisa dianggap tidak sopan atau bahkan menghina.

Kesimpulan

Krama Inggil adalah salah satu tingkatan bahasa yang unik dalam Bahasa Jawa. Ini adalah bentuk penghormatan tertinggi dalam komunikasi dan mencerminkan budaya sopan santun yang kuat dalam masyarakat Jawa. Dalam penggunaannya, kita harus sangat berhati-hati dan memahami kapan sebaiknya menggunakannya. Dengan menjaga tradisi ini, kita dapat menjaga nilai-nilai hormat dan adat yang telah turun-temurun diwariskan dalam bahasa dan budaya Jawa.

Tinggalkan komentar