Pada tahun 1600-an, sebuah ekspedisi VOC yang dipimpin oleh Jacob van Heemskerk tiba di pantai Kalimantan Timur. Mereka mendarat di sebuah tempat yang sekarang dikenal sebagai Tarakan yaitu di sebelah pantai timur.
lebih seru lebih gacor satu kali langsung dapat beda dari game lain iseng aja dulu mahjong gak cukup cuma sekali main gak sekedar hiburan makin populer mahjong wins scatter hitam mudah dapat scatter hitam yang mudah makin dilirik pemain mahjong Gears of Horus WTOBET Banjir Scatter Mahjong Ways Sajikan Menu Untung Tiap Hari Borong Cuan dari Captains Bounty WTOBET Pola Scatter Langka Di Jam Ghoib Main Mahjong Wins 3 Sekarang di WTOBET Menang Rp298 Juta Main Mahjong Wins 3 Strategi Tersembunyi Mahjong Ways PGSoft Terbongkar Fakta Mengejutkan Mahjong Ways Shio Macan Tunjukkan Tanda Hoki di Spaceman Main Pragmatic di WTOBET Subuh-Subuh
Sebelum Belanda tiba, Kalimantan Timur telah menjadi rumah bagi berbagai suku dan komunitas yang telah berkembang dengan cara mereka sendiri. Dayak adalah salah satu kelompok etnis asli yang mendiami wilayah ini, hidup dengan harmoni dengan alam dan hutan hujan yang subur. Mereka menjalankan perdagangan antar suku dan menjaga budaya mereka yang kaya.
Pada abad ke-16, Belanda mulai melirik wilayah-wilayah baru untuk dieksplorasi dan dikuasai. Ini adalah saat mereka pertama kali melihat potensi besar di Kalimantan Timur. Mereka tertarik dengan kekayaan alamnya, terutama hasil bumi yang melimpah. Pada tahun 1600-an, perusahaan dagang Belanda, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), mulai mengirim ekspedisi ke Kalimantan Timur.
Kedatangan Belanda di Kalimantan Timur tidak hanya tentang eksplorasi, tetapi juga tentang penjajahan dan eksploitasi sumber daya alam. Mereka mulai mendirikan pos perdagangan di sepanjang pesisir, mengendalikan perdagangan rempah-rempah, kayu, dan hasil bumi lainnya. Ini memicu konflik dengan suku-suku pribumi yang sudah ada, termasuk suku Dayak.