Antonim dari kata Tercemar adalah

Antonim dari kata “tercemar” adalah “terjaga” atau “bersih”. Kata “tercemar” merujuk pada kondisi di mana suatu lingkungan, bahan, atau sumber daya alam telah terkontaminasi atau terkotori oleh zat-zat yang dapat merusak atau mengancam kesehatan manusia, hewan, atau lingkungan. Ketika kita berbicara tentang sesuatu yang “tercemar,” itu berarti ada pencemaran yang terjadi, seperti pencemaran udara, pencemaran air, atau pencemaran tanah.

Sebaliknya, kata “terjaga” atau “bersih” menggambarkan kondisi di mana lingkungan, bahan, atau sumber daya alam tidak mengalami pencemaran atau kerusakan. Ini berarti bahwa lingkungan tersebut dalam keadaan alami dan sehat, tanpa adanya zat-zat berbahaya yang dapat membahayakan kehidupan atau ekosistem di sekitarnya.

Contoh penggunaan antonim ini dalam kalimat adalah:

  1. “Sungai ini telah tercemar oleh limbah industri, sehingga airnya tidak lagi dapat dianggap sebagai air minum yang aman.” (Pencemaran)
  2. “Sungai itu selalu terjaga dan bersih karena masyarakat setempat aktif dalam menjaga kelestariannya.” (Terjaga)
  3. “Upaya untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan terjaga harus menjadi prioritas bagi kita semua.” (Bersih)

Dengan demikian, antonim “tercemar” adalah “terjaga” atau “bersih,” yang menggambarkan kondisi yang berlawanan di mana lingkungan atau sumber daya alam tidak mengalami pencemaran atau kerusakan.

Memahami Akses Air Bersih dan Tantangan yang Dihadapi Indonesia

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki tantangan tersendiri dalam memastikan akses air bersih yang memadai bagi seluruh penduduknya. Mari kita bahas berapa persen air bersih yang telah diakses oleh masyarakat Indonesia dan mengapa target pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) belum tercapai sepenuhnya.

Akses Air Bersih yang Layak

Akses air bersih yang layak merupakan salah satu aspek penting dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Air bersih digunakan untuk minum, mandi, mencuci, dan banyak aktivitas sehari-hari lainnya. Di seluruh dunia, akses air bersih yang memadai dianggap sebagai hak asasi manusia. Namun, di banyak negara, termasuk Indonesia, tantangan untuk memastikan akses air bersih yang merata masih ada.

Data Badan Pusat Statistik (BPS)

Menurut data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, capaian akses air bersih yang layak saat ini di negara ini mencapai 72,55 persen. Angka ini mencerminkan sejauh mana masyarakat Indonesia memiliki akses ke sumber air bersih yang memadai untuk keperluan sehari-hari mereka. Namun, angka ini masih jauh dari target ambisius yang ditetapkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs), yakni mencapai 100 persen.

Air bersih Jakarta

Mengacu pada pasokan air bersih yang disediakan oleh pemerintah atau perusahaan air di Jakarta. Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, memiliki tantangan tersendiri dalam menyediakan pasokan air bersih yang mencukupi untuk penduduknya yang besar.

Pada beberapa tahun terakhir, Jakarta menghadapi masalah kekurangan pasokan air bersih akibat berbagai faktor seperti penurunan kualitas sumber air, kerusakan infrastruktur, dan pertumbuhan populasi yang cepat. Pemerintah dan otoritas terkait telah berupaya untuk meningkatkan pasokan air bersih di Jakarta melalui berbagai program, seperti rehabilitasi infrastruktur air dan investasi dalam pengelolaan sumber air.

Selain itu, penting bagi warga Jakarta untuk berperan aktif dalam penghematan air dan perlindungan sumber air. Kebiasaan penghematan air, seperti memperbaiki kebocoran pipa dan mengurangi pemborosan air, dapat membantu menjaga pasokan air yang stabil.

Dengan upaya bersama dari pemerintah, perusahaan air, dan masyarakat, diharapkan masalah pasokan air bersih Jakarta dapat diatasi, sehingga penduduk kota ini dapat menikmati air bersih yang aman dan cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Bagikan:

Seorang penulis blog yang penuh semangat, dengan hasrat mendalam terhadap berbagai topik. Melalui tulisannya, dia berbagi wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan dan pendidikan.

Tinggalkan komentar